3 Kejadian Mendebarkan Bersama Gelombang

August 17, 2020

Rulis kompakan minggu ke-7 mengangkat tema "Near Death Experience". Saat tercetus tema ini, saya sedikit kaget dan bingung. Rasanya saya tidak pernah mengalami hal-hal yang menyerempet kematian, dan semoga tidak akan pernah. Jadi saya memutuskan untuk menuliskan kejadian "mengerikan" saja. Hal-hal yang membuat adrenalin meningkat, jantung berdegup kencang, dan ketakutan, tapi ini bukan tentang sesuatu yang berbau mistis, ya. Saya akan bercerita tentang kengerian yang pernah saya alami berkaitan dengan laut.

Tertutup ombak di Pantai Balekambang


Balekambang adalah sebuah pantai yang terletak di wilayah Malang Selatan. Pantai ini adalah primadona keluarga besar saya sejak dulu. Saat saya masih duduk di bangku SD dan SMP, hampir setiap tahun saya dan keluarga besar berkunjung ke pantai ini. Terutama saat libur Idul Fitri. Rasanya sudah seperti sebuah ritual. Kami selalu pergi dalam rombongan besar. Kami biasa pergi naik beberapa mobil atau menyewa bis, bahkan pernah naik truk pasir yang atasnya ditutup terpal. Seru!


Pada suatu hari kami menginap di pantai tersebut. Berangkat setelah isya dan sampai di pantai nyaris tengah malam. Kami disambut pantai yang gelap, segelap langit malam. Hanya terdengar suara ombak tanpa terlihat wujudnya. Malam itu kami langsung istirahat karena lelah. Baru esok paginya kami bermain di pantai. Saat itulah kejadian mengejutkan terjadi.


Saya bersama beberapa sepupu asyik bermain di atas pasir (Sebetulnya secara silsilah mereka nenek saya, tapi karena hampir seumuran, saya sebut saja mereka sepupu). Entah apa yang kami mainkan, yang pasti saat itu saya dalam posisi membelakangi pantai, sedangkan mereka ada di depan saya. Tiba-tiba selama beberapa detik pandangan saya menjadi gelap, dan ketika saya bisa melihat lagi, saya sudah basah kuyup dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sepupu-sepupu saya menghampiri dengan panik. Katanya beberapa saat yang lalu tiba-tiba ombak besar datang dan "menelan" saya. Beruntunglah saya tidak dibawanya pergi. Saya masih berdiri di tempat saya. Sehat dan selamat.


Baca juga : Pesona Desa Punten Kota Wisata Batu


Nyaris tenggelam saat bermain banana boat di Tanjung Benoa


Wahana olahraga air di pantai Tanjung Benoa adalah salah satu wisata populer di Pulau Bali. Saya pun tergoda untuk mencobanya ketika tinggal di sana. Suatu hari, bersama beberapa teman kerja, saya bermain ke sana. Saya mencoba parasailing dan banana boat, sedangkan teman-teman yang laki-laki juga mencoba speedboat selain kedua wahana tadi.

Banana Boat


Saat bermain banana boat, di tengah laut kami dijatuhkan dari banana boat ke dalam air. Meskipun memakai pelampung, efek kaget dan gelombang yang cukup besar membuat saya tetap tenggelam ke dalam air. Air yang masuk dari hidung membuat saya sulit mengatur napas. Apalagi kaki saya sakit ketika mencoba naik kepermukaan. Sepertinya ototnya tertarik karena gerakan yang tiba-tiba. Akhirnya saya kesulitan bergerak dan hanya menggapai-gapai. Untunglah tidak lama ada yang membantu saya naik. Entah si pemandu atau teman saya, saya kurang tahu. Yang jelas saya merasa lega ketika sudah naik ke permukaan dan menghirup udara lagi.


Baca juga : Bali Safari and Marine Park


Terombang-ambing di atas fastboat di Selat Lombok


Dalam perjalanan ke Gili Trawangan dari Bali pada tahun 2014, saya dan teman-teman menyeberang menggunakan fastboat. Semakin jauh ke laut lepas, gelombang semakin besar. Fastboat yang kecil itu meloncat-loncat tinggi melawan gelombang. Jantung berdegup kencang dan hati gak henti-hentinya berdoa. Saya takut kapal kecil itu tenggelam di tengah lautan, apalagi daratan tak lagi tampak ketika kami berhenti di tengah laut.


Perjalanan selama kurang lebih 2 jam itu terasa begitu menegangkan. Memang saat itu bertepatan dengan imlek. Masa yang terkenal dengan angin kencang, hujan deras, dan gelombang besar. Sampai kami bilang perjalanan itu adalah perjalanan nekat. Dua dari teman kami yang berencana ikut bahkan tidak mendapat izin dari orang tuanya untuk berangkat karena dekat dengan imlek ini. Benar saja, saat pulang kami tak bisa lagi naik fastboat karena gelombang terlalu besar, dan dialihkan naik ferry. Setidaknya kami jadi tahu pulau lombok walaupun hanya "numpang lewat" menuju Pelabuhan Lembar.


Baca juga : Gili Trawangan Trip (Part 1)


Pengalaman "mengerikan" yang saya ingat hanya sebatas itu. Semoga tidak ada yang lebih buruk dari itu. Apakah kalian punya pengalaman yang mendekati kematian? Cerita di kolom komentar dong.


You Might Also Like

4 komentar

  1. Aku pas di lombok juga kl diinget-inget ngeri juga sih..sejam kalau ga salah ya ke gili trawangan naik sejenis kapal pompong. Hujan deras..langit gelap, ombak besar. Untung selamat sehat wal afiat 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dari lombok ke gili trawangannya? kayanya gak sampe sejam sih. Aku juga naik ini waktu mau pulang. Dr gili trawangan ke pulau lombok besarnya. Kalau pas berangkat gak naik itu. Dr bali langsung turun gili trawangan

      Delete
  2. Salah satu pengelaman mengerikan yang ku alamai adalah pas di todong pakai pisau di angkot. Terasa darah hilang di dalam tubuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Tuhan ini sih ngeri pake banget. Angkotnya sepi? TErus penumpang yg lain gmn?

      Delete