Belajar Menulis Novel Online: Dari Hobi Jadi Karya

September 09, 2025



Bismillah…

Sejak kecil saya selalu suka menulis. Rasanya menulis sudah jadi bagian dari diri saya, semacam “rumah” untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Dari kecintaan saya pada menulis itu, saya pun bercita-cita untuk membuat sebuah novel. Apalagi setelah menerbitkan beberapa antologi cerpen, keinginan untuk punya novel sendiri semakin kuat.

Awalnya, saya membayangkan novel itu akan terbit dalam bentuk buku cetak. Namun, sebuah pertanyaan terus menghantui, “Siapa yang akan membeli novel saya nanti?” Pertanyaan itu berkali-kali muncul di kepala dan membuat saya maju mundur. Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba jalan lain, yaitu menulis novel secara online

Mencari platform menulis pun ternyata susah-susah gampang. Saya sempat mencoba menulis di Rakata, tapi sayangnya platform itu sekarang sudah tidak lagi menerima penulis umum. Lalu saya teringat, dulu pernah ikut Kelas Menulis Online (KMO), dan salah satu syaratnya adalah menulis lewat KBM App. Akhirnya saya membuka kembali akun lama saya dan memutuskan untuk mencoba menulis di sana.


Novel Desember Kedua: Romansa dengan Sentuhan Fantasi


Saya sempat ikut Kompetisi Literasi Indonesia 9 (KLI 9). Sayangnya, waktu itu saya terlambat tahu informasinya sehingga novel berjudul Desember Kedua yang saya tulis untuk kompetisi tidak sempat selesai. Ceritanya baru mentok di bab 5 dan sampai sekarang belum saya lanjutkan.

Novel ini berkisah tentang Karin dan Rama, pasangan yang sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Namun, ketika Karin harus pindah ke tempat baru yang terpisah ribuan kilometer dari kekasihnya, hatinya justru terpaut pada sosok laki-laki lain bernama Dipta.

Diliputi rasa bersalah atas debaran yang seharusnya tidak muncul, Karin terjebak dalam kebingungan untuk menentukan arah hubungannya. Sampai pada suatu titik, sebuah tragedi terjadi. Tragedi yang membuat Karin nyaris menyerah untuk melanjutkan hidup.

Hingga suatu hari, Karin menemukan cara untuk kembali ke masa lalu. Sebuah kesempatan yang bisa menjadi jalan untuk memperbaiki segalanya atau justru mengacaukannya sekali lagi.

Rencananya, novel ini memang ingin saya rombak alurnya agar lebih matang. Tapi untuk sementara masih saya biarkan dulu. Jadi, kalau ada teman-teman yang penasaran atau sekadar ingin mampir membaca, silakan saja. Oh ya, nama pena saya di KBM App adalah Asri Lestari, sama persis dengan nama blog ini.


Novel Aku Untuk Kamu: Kisah Si Kaya dan Si Miskin


Saat ini saya sedang fokus menulis untuk mengikuti Kompetisi Literasi Indonesia 12 (KLI 12). Cerita yang saya angkat sebenarnya cukup mainstream, yaitu tentang si kaya dan si miskin. Namun tentu saja, saya mencoba meramunya dengan gaya dan versi saya sendiri.

Judul novelnya Aku Untuk Kamu. Bercerita tentang kehidupan Nayla dan ibunya yang semakin kacau karena “warisan” hutang dari mendiang ayahnya, si pecandu alkohol. Mereka hanya diberi waktu satu bulan untuk melunasi, jika tidak, rumah mereka akan disita atau mungkin sesuatu yang lebih buruk lagi bisa terjadi. 

Demi menyelamatkan ibunya, Nayla pun nekat melamar pekerjaan sebagai staf administrasi di sebuah restoran terkenal di kotanya, walaupun sebenarnya ia tidak memenuhi kualifikasi. Namun, takdir justru membelokkan langkahnya. Bukannya diterima sebagai staf administrasi, Nayla malah ditawari menjadi asisten pribadi sang pemilik restoran.

Belum sempat ia mencerna keberuntungan itu, sebuah kejadian tak terduga kembali terjadi. Seorang pria asing tiba-tiba menyeret Nayla ke atap gedung, membuatnya tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan pria itu.

Sejak hari itu, hidup Nayla berubah total. Di tengah ancaman hutang, pekerjaan baru, dan misteri tentang laki-laki asing tersebut, perlahan terbuka rahasia yang ternyata berhubungan dengan masa lalu Nayla sendiri. Rahasia yang memaksanya menghadapi kenyataan sekaligus menguji keberanian dan kesabaran hatinya.

Saat menulis blog ini, ceritanya sudah sampai bab 10, dan saya sedang mengerjakan bab 11 serta 12. Semoga bisa konsisten sampai tamat. Doakan ya!


Novel Tak Ada Lagi Kita: Cinta Lama Belum Kelar


Sebelum mengikuti KLI 12, saya malah merombak cerita lama yang dulu saya tulis ketika masih ikut KMO. Waktu itu sebetulnya ceritanya sudah selesai, tapi entah kenapa masih terasa mentah dan menggantung, bikin saya penasaran untuk mendaur ulang cerita dan menuntaskannya. Dari situlah lahir novel Tak Ada Lagi Kita versi baru, yang akhirnya rampung dengan total 31 bab.

Prolog novel ini sendiri terinspirasi dari kisah nyata seorang teman, tentang mantan pacarnya yang harus berpisah di stasiun kereta pada masa kerusuhan tahun 1998. Pacarnya sekeluarga terpaksa pindah ke luar kota karena suatu hal. Namun tentu saja, di novel ini alasannya sudah saya ubah sesuai dengan imajinasi saya, jadi tidak ada kaitannya dengan peristiwa 1998.

Secara garis besar, novel ini bercerita tentang Danu yang masih berusaha mencari cinta pertamanya. Ya, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu, ia belum juga bisa move on. Rasa penasaran terus menghantuinya, terutama soal alasan kepindahan sang kekasih. Saat mereka berpisah dulu, Danu sama sekali tidak mendapat penjelasan. Jadi, apakah akhirnya Danu bisa menemukan cinta pertamanya kembali? Coba deh baca sendiri.

Novel ini tidak terlalu panjang kok (setiap bab berkisar 1000–1500 kata). Tapi sayangnya sudah saya monetisasi, dan ternyata tidak bisa dikembalikan menjadi bacaan gratis lagi. Siapa tahu ada yang mau “bersedekah” dengan membaca novel ini. Saya sangat berterima kasih, hahaha…

Bagi saya pribadi, novel ini adalah pencapaian pertama yang patut saya banggakan. Sebuah langkah awal yang menjadi penyemangat untuk terus melahirkan novel-novel lainnya.


Menulis dan Terus Menulis

Perjalanan menulis bagi saya adalah proses panjang yang penuh cerita. Dari sekadar hobi masa kecil, lalu mencoba ikut kompetisi, menulis di berbagai platform, hingga akhirnya berhasil menuntaskan novel pertama. Semua itu memberikan pengalaman yang sangat berharga dan tidak tergantikan.

Saya percaya setiap tulisan punya takdirnya sendiri. Ada yang selesai, ada yang terhenti di tengah jalan, ada pula yang lahir kembali dari cerita lama yang saya rombak ulang. Apa pun bentuknya, menulis selalu membuat saya merasa tenang dan nyaman. Rasanya seperti “pulang” setelah perjalanan panjang yang melelahkan.

Semoga langkah kecil ini terus berlanjut menjadi karya-karya berikutnya. Doakan saya tetap konsisten menulis, ya. Siapa tahu, suatu hari nanti, impian untuk menerbitkan novel cetak benar-benar bisa terwujud.

Kalau kamu sendiri, pernahkah punya mimpi yang hingga kini masih ingin diwujudkan? Yuk, bagikan di kolom komentar. Siapa tahu, dari sana kita bisa saling menyemangati.


Bandung, 9 September 2025

01.50 WIB


You Might Also Like

2 komentar

  1. wah ada yang tema CLBK, jadi pengen baca :D

    ReplyDelete
  2. Mba asri benar-benar harus diacungi 2 jempol. Benar-benar pasti penuh tantangan dan tentunya konsisten untuk sampai seperti ini. Apalagi novel tentu bukan hal yang mudah dituangkan dalam tulisan, bermain dengan imajinasi kita. Keren banget mba, nanti aku main ke KBM app buat baca novelnya.

    ReplyDelete