Cukup Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

April 27, 2021


Memasuki minggu ketiga BPN 30 Days Ramadan Blog Challenge 2021, kali ini saya akan membahas tentang bahasa. Tema hari pertama di minggu ketiga ini berbunyi "Bahasa yang Ingin Dikuasai". Membacanya saja saya sudah berpikir keras sekali. Karena apa? Karena sejujurnya saya bukan orang yang senang belajar bahasa.


Alasan saya tidak begitu suka belajar bahasa adalah kemampuan menghafal saya yang kurang baik. Sejak dulu saya selalu lemah dalam hal-hal yang bersifat hafalan. Apalagi untuk bahasa yang menggunakan aksara lain, seperti Arab, Jepang, Korea, Mandarin, Thailand dan lain sebagainya. Pasti butuh waktu sangat lama bagi saya untuk mempelajarinya.


Karena itu jika ditanya bahasa apa yang ingin saya kuasai? Saya akan menjawab cukup Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris saja. Dua bahasa itu yang masih ingin terus saya perdalam. Bahkan untuk bahasa daerah seperti Jawa dan Sunda saja saya tidak ingin mempelajari lebih jauh. Cukup sampai tahap mengerti ketika diajak bicara dan bisa menjawabnya.


Bagi saya, bahasa itu mengikuti pepatah bisa karena terbiasa. Jika sering digunakan maka lama-lama akan semakin mahir. Seperti pengalaman saya mengenal bahasa Bali, Sunda, dan Melayu, yang sedikit-sedikit saya pahami karena bergaul dengan masyarakat daerah tersebut. Begitu juga bahasa Korea dan Jepang yang saya tahu dari anime, film, dan dramanya.


Sebaliknya, jika bahasa tersebut jarang dipakai, bahasa itu bisa menguap begitu saja dari kepala saya. Contohnya adalah bahasa Jerman yang pernah saya pelajari di bangku SMA. Karena setelah lulus SMA bahasa tersebut tidak pernah saya gunakan sama sekali, saat ini saya tidak ingat satupun kata-katanya kecuali "Ich Liebe Dich" yang berarti aku sayang kamu. Padahal saya mempelajari bahasa tersebut selama dua tahun berturut-turut dan berhasil mendapatkan nilai yang cukup bagus di rapor saya. 


Selain pengalaman dengan bahasa Jerman, hal yang sama terjadi juga dengan bahasa arab. Bahkan saya pernah lupa urutan tulisan arab dan pengucapannya. Membaca Al-Quran masih bisa, tapi menyebutkan huruf arab satu persatu secara berurutan dan pengucapannya saya bingung. Untungnya jika pernah belajar, lebih mudah untuk mengingatnya kembali.


Dari pengalaman itulah saya menyimpulkan bahwa bahasa itu bisa karena terbiasa. Terutama bagi saya. Jadi apakah saat ini saya berminat mempelajari bahasa lain selain bahasa Indonesia dan bahasa Inggris? Sepertinya belum ada yang menarik minat saya. Saya merasa belum menemukan "strong why" untuk belajar bahasa lain selain dua bahasa tersebut. Daripada saya belajar dan akhirnya lupa kembali, sebaiknya ditunda dulu sampai saya benar-benar membutuhkannya.

You Might Also Like

0 komentar