Review Buku Ranah 3 Warna

April 13, 2022

 


Judul: Ranah 3 Warna

Penulis: A. Fuadi

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2011

Jumlah halaman: 473


Sinopsis Novel "Ranah 3 Warna"

Buku ini adalah lanjutan dari buku pertamanya "Negeri 5 Menara". Dalam buku ini diceritakan perjalanan Alif setelah lulus dari Pondok Madani dan pulang kembali di kampung halamannya di tepi Danau Maninjau.


Alif yang sudah lulus pondok akhirnya mengikuti ujian kesetaraan untuk mendapatkan ijazah SMA. Lalu setelah mendapat ijazah dia pun mengikuti seleksi UMPTN. Awalnya dia ingin mendaftar di ITB (Institut Teknologi Bandung), sesuai dengan cita-citanya. Namun karena merasa ITB terlalu berat, mendaftarlah dia ke Universitas Padjadjaran (Unpad) yang juga terletak di Kota Bandung. Alih-alih mengambil jurusan penerbangan, dia memilih jurusan Hubungan Internasional (HI).


Berkat kerja kerasnya Alif berhasil masuk ke HI Unpad. Akhirnya, sekali lagi Alif merantau ke Pulau Jawa. Sayangnya kali ini Alif harus pergi seorang diri karena ayahnya sedang tidak enak badan.


Sesampainya di Bandung Alif menginap di kos Randai. Sahabat sekaligus rivalnya. Hubungan Randai dan Alif yg harmonis itu akhirnya renggang karena sebuah masalah pinjam meminjam. Hal itu membuat Alif memutuskan untuk pindah dari kos Randai dan mencari kamar kosnya sendiri.


Waktu terus berlalu, Alif yang selalu ingin mengenyam pendidikan di benua Amerika akhirnya bisa mewujudkan mimpinya. Lewat sebuah program pertukaran pelajar, Alif berhasil menjadi duta Indonesia dan mengunjungi Saint Raymond, sebuah kota di Quebec, Kanada. Selain itu Alif juga tinggal di sana selama beberapa waktu.


Baca juga: Review Buku Negeri 5 Menara


Kesan Saya Terhadap Novel "Ranah 3 Warna"

Bagi saya novel ini lebih menarik daripada "Negeri 5 Menara". Cara penulisan dan pendalaman karakter dalam buku ini jauh lebih baik daripada novel pertamanya. Saat membaca tentang teman-teman Alif di buku "Ranah 3 Warna" ini, saya langsung terbayang seperti apa mereka dan tidak sulit membedakan mereka dengan ciri khasnya masing-masing.


Selain itu, cerita awalnya yang berlatar belakang kota Bandung menjadi daya tarik tersendiri bagi saya yang pernah tinggal di kota Bandung. Juga pengalamannya saat menjadi duta Indonesia itu sangat berkesan. Apalagi saat bercerita tentang kehidupan Alif di Saint Raymond. Rasanya saya bisa membayangkan betapa indah dan damainya kota kecil itu.


Membaca buku ini sejujurnya membuat saya sedikit "menyesali" masa muda saya yang "begitu-begitu saja". Seharusnya saya menghabiskan masa muda saya dengan hal-hal positif seperti mereka. Namun tentu saja saya tidak bisa mengulang waktu. Semoga nanti saya bisa membimbing anak saya agar menjadi pribadi yang penuh semangat seperti Alif dan teman-temannya dalam novel ini. Sehingga masa mudanya bisa dipenuhi pengalaman-pengalaman positif yang tidak mudah namun tetap membahagiakan. 


Buku ini juga membuat  saya semakin ingin melangkahkan kaki ke negara-negara lain yang belum pernah saya kunjungi. Semoga suatu hari setelah pandemi ini berlalu, saya bisa berjalan-jalan ke negara-negara lain di luar sana.  Saya diyakinkan buku ini bahwa dengan usaha yang sungguh-sungguh dan diiringi dengan kesabaran, mimpi-mimpi kita akan sangat mungkin untuk diwujudkan.



You Might Also Like

0 komentar