Garden of Hope Nusa Dua, Bali

March 01, 2020

Pantai adalah tempat favorit saya sedari dulu. Menyaksikan matahari terbit dan terbenam, berenang, bermain pasir, atau sekadar duduk-duduk menikmati keindahan alam bisa kita lakukan di sana. Tidak pernah bosan rasanya berkunjung ke pantai. Jangan tanya berapa banyak pantai yang sudah saya kunjungi, terlalu panjang daftarnya untuk disebutkan di sini (sedikit berlebihan sih ini). Lalu diantar banyak pantai yang sudah dikunjungi itu, ada kah yang menjadi favorit? Tentu saja ada. Pantai favorit saya adalah sebuah pantai di ujung selatan Pulau Bali. Saya dan sepupu sering menyebutnya Pantai Nusa Dua. Namun sepertinya saat ini pantai tersebut mempunyai banyak nama, antara lain Nusa Dua Peninsula Island, Water blow Beach, Garden of Hope dan lain sebagainya.


Senja di Pantai Nusadua berlatar peninsula besar
(Foto pribadi tahun 2018)

Pantai ini terletak di kawasan ITDC, yang dulunya dikenal dengan kawasan BTDC. Sejujurnya saya tidak terlalu ingat jika harus menjabarkan dimana lokasinya, karena banyak pintu masuk menuju kawasan ini. Bahkan dulu saya sering tersesat, terutama saat perjalanan pulang. Padahal sudah belasan kali saya mengunjungi pantai ini (Atau mungkin puluhan kali jika di hitung sejak saya balita), yang saya ingat dari pintu masuk utama, bertemu bundaran, belok ke kanan dan lurus saja mengikuti papan penunjuk jalan. Kalau tidak salah lokasinya dekat dengan hotel Grand Hyat.

Kawasan Garden of Hope ini sudah semakin tertata rapi dibandingkan ketika saya masih SD dulu. Sekarang area parkir berada di luar kawasan pantai, sehingga pengunjung bebas berjalan kaki di dalam kawasan tanpa terganggu oleh kendaraan. Banyak restoran elit berjajar di sepanjang pantai. Jalan setapaknya pun sudah bagus. Dihiasi lampu-lampu obor yang menyala romantis di malam hari.


Jalan setapak cantik
(Foto pribadi tahun 2013)
Kenapa kawasan ini mempunyai banyak nama? Mungkin karena kawasan ini memang terdiri dari banyak area yang terhubung menjadi satu, yaitu kawasan pantai, kawasan Nusa Gede (Pulau Besar) dan kawasan Water Blow. Ketiganya mempunyai pesona tersendiri yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.


Tampak kawasan. Atas Pantai Nusa Dua, tengah Nusa Gede, bawah Water Blow
(Sumber instagram @itdc_id)

Setelah melewati pintu masuk dan berjalan kurang lebih 5 menit, pengunjung akan disambut oleh pantai yang indah, yang diapit oleh dua buah pulau yang terhubung ke daratan atau biasa disebut dengan semenanjung (Peninsula). Pantai ini memiliki gelombang yang kecil Karena diapit oleh dua pulau ini, sehingga cocok sekali untuk anak-anak bermain disana. Alasan itulah yang menjadikan pantai ini menjadi pantai favorit keluarga di area Nusa Dua. Apalagi pantai ini sering surut. Ketika surut, kita bisa berjalan hingga ke tengah, mencari ikan, kepiting, udang dan binatang laut lainnya. Jika hendak berjalan hingga ke tengah, sebaiknya menggunakan alas kaki, selain karangnya yang tajam, sering ditemukan pula bulu babi ketika air surut. Dari pantai ini kita juga bisa berjalan-jalan ke pantai hotel yang ada di sekitarnya, namun saya pribadi kurang nyaman jika harus memasuki pantai hotel, tak jarang dulu ketika kecil kami diusir oleh petugas.


Pantai yang surut di sore hari
(Foto pribadi tahun 2018)
Foto ke arah Nusa Dharma)
(Foto pribadi tahun 2018)

Dua pulau yang mengapit pantai ini memiliki ukuran yang berbeda, yang satu lebih besar daripada yang lain. Pulau yang kecil (Nusa Dharma) tidak terdapat apapun. Hanya tanaman perdu dan pohon yang ada disana. Pulau yang besar (Nusa Gede) ini terdapat hamparan rumput dengan jalur untuk berlari atau biasa disebut
jogging track yang dikelilingi pepohonan. Disediakan pula gazebo-gazebo untuk beristirahat. Di tengah lapangan terbuka itu ada patung Rama dan Laksmana besar, yang menjadi salah satu daya tarik dan titik foto favorit pengunjung. Pada waktu-waktu tertentu, di pulau ini diadakan festival-festival untuk menarik lebih banyak wisatawan.


Patung Rama dan Laksmana di Nusa Gede
(Sumber : instagram @peninsula.nusadua)
Fenomena Water Blow
(Sumber : Instagram @peninsula.nusadua

Dari pulau yang lebih besar, pengunjung bisa masuk ke kawasan Water Blow. Ada pintu gerbang berhias batu putih bertuliskan Water Blow diatasnya. Area ini adalah kawasan berkarang, dimana terjadi fenomena air yang menghantam karang dengan kencang sehingga memberikan efek percikan air yang tinggi dan indah. Jika berkunjung kemari dan ingin melihat deburan air dari dekat, bersiap-siaplah untuk basah. Selain Water Blow, dari tempat ini pengunjung bisa menyaksikan pemandangan laut lepas dan karang-karang tajam yang dihiasi ilalang di musim penghujan, cantik dan menyejukkan mata. Kawasan Water Blow ini sudah berkali-kali mengalami renovasi. Posisi terjadinya fenomena water blow pun terus bergeser karena adanya abrasi. Karang yang dihantam gelombang tersebut semakin lama semakin mengecil.


Situasi Water Blow belasan tahun yang lalu
(Foto saat masih kuliah, antara tahun 2006-2008)

Pantai ini asyik dikunjungi kapan saja. Jika berkunjung di pagi hari, datanglah sekitar pukul 06.00 WITA kalian akan mendapatkan pemandangan matahari terbit yang indah (Salah satu matahari terbit yang indah selain Pantai Sanur), lalu setelah terang kalian bisa berlari pagi atau berenang. Jika berkunjung di sore hari, sebaiknya diatas pukul 16.00 WITA, kalian bisa berenang atau olahraga sambil menunggu matahari terbenam. Matahari terbenam paling terlihat jelas dari arah water blow. Malam hari juga bisa dijadikan pilihan waktu berkunjung, suasana romantis siap menyergap anda, terutama ketika diadakan festival. Sampai terkahir saya berkunjung kesana, masuk ke pantai ini masih gratis. Entah untuk saat ini.


Sudut favorit untuk duduk-duduk santai di bawah pohon (Foto pribadi tahun 2013)

Seperti itulah gambaran pantai favorit saya (Sayang foto-foto lama untuk Garden of Hope dan Water Blow tidak ditemukan lagi). Saya terakhir berkunjung ke sana pada bulan februari tahun 2018, bersama Yoshi dan suami. Pantai ini tetap indah dan tetap menjadi idola saya. Apalagi melihat dari internet yang menggambarkan bahwa saat ini kawasan pantai ini semakin cantik. Rasanya semakin ingin berkunjung ke sana lagi. Untuk foto-foto lainnya bisa berkunjung langsung ke instagram @peninsula.nusadua

*****

Tulisan ini dibuat sebagai awal kolaborasi saya bersama sesama #emakpejalan yaitu Ainun Jafar. Pengalaman berjalan-jalannya yang sudah mendunia dan konsistensi menulisnya membuat saya kagum dari awal saya mengenalnya. Karena itu saya terima dengan senang hati ajakan kolaborasinya.

Tema yang kita angkat minggu ini adalah Pantai. Rencananya kami akan menulis satu tulisan kolaborasi setiap minggunya, dengan tema yang kami sepakati bersama. Semoga bisa menjadi pemicu saya untuk semakin konsisten menulis.

You Might Also Like

7 komentar

  1. Wahhh..kece banget colab sama mba ai ��

    Udah lama bgt nggak ke Bali, dan baru tau ada pantai sunrise selain sanur, semoga kapan2 bisa ke Bali lagi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuk ikutan kolab 😁

      Aku jg kangen Bali nih. Pengen ke Bintan yang kata mbak ai masih mirip2 sama situasi di Bali

      Delete
  2. Sudah lama juga ternyata mbak Asri di Bali ya. Kupikir baru 1-2 thn. Ternyata SD nya bahkan di sana. Wah.. Waah.. Wah bisa jadi guide andalan ini kalo mau ke Bali oneday

    ReplyDelete
    Replies
    1. Enggak mbak ai. Aku tinggal di Bali dari 2011-2015 aja. Tapi saudaraku tinggal disana. Kata ibuku dr umur 2 tahun udh suka diajakin ke Bali tp yg ini aku gak inget pastinya hehhehe. dan setelah sekolah hampir tiap liburan main ke Bali.

      Dulu banget cita2 pengen buka paket2 wisata ke Bali gt. Tp masih angan 2 aja hehehe

      Delete
  3. MasyaAllah bagus ya pemandangan nusa dua, ini searah dg jimbarankah mba asri? Aq udah lupa banget krn lama ga ke bali, suamiku ga tertarik klo diajak travelling ksana hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau dari arah Kuta menuju Jimbaran, Nusa Dua ini masih lurus terus lagi. Ujung paling selatan Pulau Bali pokoknya. Lagoi deket mbak. Gak usah jauh2 ke Bali hehehe

      Delete