Nostalgia Pencapaian Hidup Selama 33 Tahun

April 16, 2021


Topik keempat di minggu pertama adalah "Pencapaian Tertinggi di Hidupmu". Jika saat ini saya berbicara tentang pencapaian, rasanya langsung minder. Entah pencapaian mana yang bisa saya banggakan karena hidup saya ya begini-begini saja.


Namun ada masanya dalam 33 tahun hidup saya, saya merasa bangga dengan sebuah pencapaian. Boleh, kan saya bernostalgia? Tapi jangan dibilang pamer, ya.


Seperti yang saya bilang, hidup saya begini-begini saja. Jadi sesuatu yang saya anggap pencapaian pun mungkin hanya sesuatu yang sederhana bagi orang lain. Tapi tidak masalah. Tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Karena yang terpenting adalah kita yang sekarang adalah pribadi yang lebih baik dari kita yang dulu.


Masa Sekolah Dasar

🔸Masuk dalam peringkat 3 besar kelas selama 6 tahun berturut-turut

Sebagai anak yang menjalani masa SD di era 90'an, peringkat di rapor adalah sesuatu yang membanggakan. Meskipun sebetulnya jika dipikir-pikir lagi ini tidak adil karena kemampuan setiap anak tidak bisa disamaratakan. Untungnya beberapa tahun kemudian sistem peringkat ini ditiadakan.


🔸Juara 1 lomba cerdas cermat IPA antar SD

Untuk lomba yang satu ini saya lupa tingkat apa. Sepertinya kelurahan. Kerennya (iya saya merasa keren saat itu), ketiga sahabat saya juga mendapat juara satu di bidang matematika, bahasa dan satu lagi lupa. Pokoknya hanya IPS yang dimenangkan oleh siswa dari SD lain. Kemenangan berjamaah ini membawa sekolah kami meraih 5 piala, termasuk juara umum. 


🔸Peraih NEM tertinggi?

Hahaha sejujurnya ini juga tidak begitu ingat. Selain NEM tertinggi satu angkatan di sekolah, saya juga memperoleh penghargaan lain terkat NEM ini. Entah tertinggi entah 3 besar. Tingkatannya pun tidak begitu ingat. Sepertinya kelurahan, yang pasti tidak sampai tingkat kota apalagi nasional (ya iya lha). Saya ingat saya mendapatkan piala dan saat kelulusan sibuk berfoto-foto dengan wali kelas serta kepala sekolah. Sayangnya lagi-lagi piala itu disimpan oleh sekolah.


Masa Sekolah Menengah Pertama

Saya merasa masa-masa ini adalah masa kejayaan bagi saya. Maklum ya, remaja tanggung rasa pedenya selangit!


🔸3 tahun berturut-turut masuk dalam peringkat 3 besar paralel

Peringkat paralel adalah peringkat 3 besar dari seluruh kelas pada setiap angkatan. Saat itu setiap angkatan ada 10 kelas kalau tidak salah, dari kelas A hingga kelas J, dan setiap kelas berisi lebih dari 40-45 orang. Sembilan nama ini (3 orang dari masing-masing angkatan) akan selalu terpampang di papan pengumuman setiap masa penerimaan rapor. Siapapun yang namanya tertulis di sana akan dikenal oleh seluruh sekolah. Atau minimal para siswa akan bertanya-tanya "Yang mana sih orangnya?". Bagi remaja usia belasan tahun, hal semacam ini tentu saja sangat membanggakan.


🔸Pertama kalinya mendapat nilai 10 bulat di rapor

Jaman saya sekolah, mendapatkan nilai 10 bulat di rapor adalah hal yang sangat jarang terjadi. Saya sangat senang ketika akhirnya berhasil mendapatkan nilai tersebut di rapor saya. Saya sedikit lupa untuk mata pelajaran apa, kalau tidak salah sih Matematika.


🔸Masuk dalam 10 besar NUN tertinggi di sekolah

Lagi-lagi pencapaian saya hanya berkisar seputar nilai. Tapi tetap saja saya bangga ketika kelulusan dan dipanggil naik ke atas panggung bersama 9 teman lainnya.


Masa Sekolah Menengah Atas

🔸Masuk sekolah favorit incaran

Masuk SMA 1 Malang adalah impian saya. Sebetulnya SMA 3 dianggap lebih bergengsi saat itu, bahkan banyak teman-teman dan guru yang mempertanyakan kenapa saya tidak masuk ke SMA 3 saja. Namun hati saya sudah terpikat kepada SMA 1 sejak mengikuti olimpiade di sana saat masih duduk di bangku SMP.


🔸Lulus PMDK Arsitektur Universitas Brawijaya

Kuliah di jurusan Arsitektur adalah impian saya lainnya. Saat teman saya bertanya kenapa saya memilih arsitektur dibanding kedokteran, saya hanya bisa menjawab karena saya ingin mempunyai rumah yang indah. Teman saya pun balik menjawab, kalau cuma ingin rumah yang indah, sebaiknya jadi dokter saja. Punya uang banyak lebih mudah mewujudkan rumah yang indah katanya. Sekarang baru saya sadari kata-kata teman saya itu ada benarnya.


Namun tentu saja kedokteran tidak akan pernah masuk dalam daftar cita-cita saya karena saya takut melihat luka berdarah-darah (menuliskan ini saja saya ngeri). Jadi arsitektur tetap menjadi pilihan pertama saat "melamar" PMDK dan rasanya begitu bahagia ketika akhirnya diberitahu bahwa saya berhasil lolos, yang artinya saya tidak perlu mengikuti ujian masuk universitas yang konon katanya susah itu.


🔸Mendapat nilai 10 di ujian nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia

Saya tidak pernah menyangka bisa mengerjakan soal ujian nasional dengan sempurna seperti ini. Nilai 10 itu membawa saya menerima uang 100rb rupiah saat kelulusan. Tahun 2006 uang 100rb masih cukup banyak bagi siswa dari keluarga sederhana seperti saya.


Masa Kuliah

Masa kuliah ini menurut saya adalah masa dimana saya mendapatkan sedikit sekali pencapaian yang membanggakan. Saya tidak begitu aktif berorganisasi dan sama sekali tidak menonjol. Satu-satunya pencapaian yang membuat saya bangga adalah lulus dengan predikat cumlaude.


Masa Bekerja

Bekerja di Bali adalah salah satu impian saya. Sayangnya saya malah masuk ke kontraktor bukannya konsultan seperti keinginan saya. Hampir tidak ada pencapaian membanggakan yang saya raih selama 4 tahun bekerja itu. Mungkin saya hanya merasa sedikit bangga pada diri sendiri ketika berhasil berkurban dan membeli ponsel pertama dengan uang sendiri. Namun tidak semembanggakan pencapaian-pencapaian sebelumnya.


Masa Menikah

🔸Menjadi ibu rumah tangga seutuhnya

Dulu, cita-cita saya adalah lulus kuliah, bekerja 1 tahun, menikah, lalu melanjutkan S2 dan melamar sebagai dosen. Bayangan saya dosen itu bekerjanya tidak terlalu sibuk, jadi saya masih bisa punya banyak waktu untuk keluarga. Indah sekali bukan? 


Sayangnya mimpi tak seindah bayangan. Nyatanya saya baru menikah di usia 27 tahun, hampir 5 tahun setelah lulus kuliah, dan tidak lagi bermimpi untuk melanjutkan S2. Sebelum menikah pun saya sudah memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan dan menikmati masa-masa menjadi istri saja.


Bisa menjadi ibu rumah tangga secara penuh juga menjadi impian saya yang lainnya. Saya merasa bangga dengan pilihan saya ini. Tidak ada penyesalan karena tidak lagi bekerja. Walaupun agak sedih karena sering dipandang sebelah mata akibat keputusan saya itu.


🔸Menyusui selama 2 tahun penuh

Proses kehamilan, melahirkan hingga masa menyusui bukanlah hal yang mudah untuk dilalui. Meskipun begitu, berhasil menyusui selama 2 tahun penuh adalah pencapaian yang membuat saya bangga kepada diri sendiri.


🔸Melewati masa depresi

Saya sempat merasa sangat depresi saat awal kepindahan ke Kota Batam. Banyak alasan yang memicu saya merasakan hal itu. Hingga rasanya hidup saya sangat menyesakkan. Beruntunglah saya bergabung dengan Komunitas Ibu Profesional yang perlahan-lahan membuat saya bangkit dari keterpurukan itu, bahkan berhasil menemukan mimpi baru, yaitu menjadi seorang penulis.


🔸Menerbitkan 2 buku antologi

Bangkit dari keterpurukan dan bertemu dengan orang-orang hebat akhirnya mengantarkan saya sedikit lebih dekat kepada mimpi saya. Saat ini saya sudah berhasil ikut serta dalam penulisan 2 buku antologi yang berjudul "Mosaik waktu" dan "Refleksi".


Mohon maaf jika banyak sekali pencapaian yang saya tuliskan. Karena bagi saya tidak ada yang namanya pencapaian tertinggi. Setiap pencapaian adalah sesuatu yang berharga. Bagaimana dengan kalian? Apa pencapaian yang berkesan bagi kalian?


#Hari4
#BPNRamadan2021

You Might Also Like

0 komentar